Bupati Bondowoso Dorong Museum Terbuka Megalitik Jadi Pusat Edukasi Generasi Muda
- account_circle Aurel
- calendar_month 1 jam yang lalu
- visibility 4
- comment 0 komentar

Bupati Bondowoso, Abdul Hamid Wahid, menegaskan bahwa pengembangan Museum Terbuka Megalitik Bondowoso
Bondowoso, Aspirasi.co.id – Bupati Bondowoso, Abdul Hamid Wahid, menegaskan bahwa pengembangan Museum Terbuka Megalitik Bondowoso merupakan langkah strategis dalam mengenalkan kekayaan situs prasejarah kepada generasi muda.
Melalui konsep eduvantourism, kegiatan pelestarian budaya tidak hanya berhenti pada dokumentasi, tetapi sekaligus menjadi media edukasi sejak tingkat SD hingga SMA.
Bupati menyampaikan bahwa warisan megalitik Bondowoso merupakan bagian penting dari identitas daerah yang harus terus dijaga dan diwariskan dengan cara yang menyenangkan, kontekstual, dan bermakna.
“Inilah bentuk nyata bagaimana kebudayaan kita diwariskan. Bukan dengan cara kaku, tetapi melalui pengalaman belajar langsung di situs-situs yang menjadi bukti sejarah peradaban nenek moyang kita,” ujar Bupati, (7/11).
Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berperan aktif dalam merawat dan mengembangkan situs megalitik, mulai dari pemerintah daerah, juru pelihara situs, komunitas budaya, pelaku seni, tokoh masyarakat, hingga warga lokal yang selama ini turut menjaga kelestarian warisan nenek moyang.
“Pencapaian penetapan Museum Terbuka Megalitik Bondowoso bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan baru. Tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikannya hidup, interaktif, dan relevan bagi masyarakat luas,” katanya.
Bupati mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menjadikan museum terbuka ini sebagai simbol kebanggaan daerah, ruang edukasi generasi muda, dan sumber inspirasi pelestarian budaya, tidak hanya tingkat lokal, tetapi juga di ruang kebudayaan nasional bahkan dunia.
Sejalan dengan semangat culture for the future yang digaungkan oleh Kementerian Kebudayaan RI, Bupati menegaskan bahwa kebudayaan bukan sekadar jejak masa lalu, tetapi modal sosial untuk membangun Bondowoso yang berkarakter, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Menutup sambutannya, Bupati menyampaikan tiga pantun:
Pertama: Pergi ke ladang saat fajar menyingsing,
Langkah tegap menatap harapan.
Warisan budaya janganlah asing,
Karena di sana jati diri tersimpan.
Kedua: Batu tersusun di lembah permai,
Tanda peradaban yang tidak sirna.
Mari rawat pusaka bangsa ini bersama-sama,
Agar abadi sepanjang masa.
Ketiga: Air mengalir ke hilir sungai,
Membawa pesan tentang perjalanan.
Bondowoso maju bukan hanya hari ini,
Tetapi untuk generasi yang akan datang kemudian.
- Penulis: Aurel

Saat ini belum ada komentar