Polda Jatim Bongkar Fakta Kerusuhan Surabaya: 315 Orang Diamankan, 33 Jadi Tersangka
- account_circle ***
- calendar_month Sab, 6 Sep 2025
- visibility 97
- comment 0 komentar

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, didampingi Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Luthfi Sulistiawan
SURABAYA, Aspirasi.co.id – Polda Jawa Timur menegaskan bahwa kerusuhan yang terjadi di Kota Surabaya beberapa waktu lalu bukanlah bagian dari aksi damai, melainkan murni tindak pidana oleh massa perusuh.
Dalam pengungkapan kasus ini, 315 orang diamankan, terdiri dari 187 orang dewasa dan 128 anak di bawah umur. Dari jumlah itu, 33 orang ditetapkan sebagai tersangka, dengan rincian 27 ditahan dan 6 anak diserahkan ke keluarga untuk pendampingan Bapas.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, didampingi Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Luthfi Sulistiawan, menegaskan penindakan hukum hanya menyasar kelompok perusuh.
“Ada yang menyampaikan aspirasi secara damai, tetapi ada pula kelompok yang memang datang untuk membuat kekacauan. Nah, yang kami tindak adalah massa perusuh itu,” tegas Kombes Abast, Jumat (5/9/2025).
Menurut Abast, para tersangka memiliki peran berbeda, mulai dari memprovokasi massa, membawa bom molotov dan senjata tajam, menyerang aparat, hingga merusak 29 pos polisi lalu lintas di Surabaya.
Penyelidikan juga menemukan bahwa kelompok perusuh menggunakan grup WhatsApp untuk koordinasi, bahkan sempat berkumpul di sebuah warung kopi hingga 70 orang, terdiri dari warga Surabaya dan luar kota.
“Kami temukan ajakan terencana melalui WhatsApp. Mereka bukan demonstran, tapi perusuh yang sudah menyiapkan molotov, sajam, dan menyerang objek vital,” jelas Abast.
Meski sempat terjadi eskalasi, Polda Jatim memastikan kondisi keamanan di Jawa Timur kini tetap terkendali. Masyarakat diimbau untuk tidak mudah terprovokasi oleh isu maupun informasi menyesatkan di media sosial.
‘Kami mohon dukungan seluruh masyarakat untuk menjaga Jawa Timur tetap aman. Polri akan menindak tegas setiap aksi anarkis, namun tetap profesional dan humanis,” pungkas Abast.
- Penulis: ***

Saat ini belum ada komentar