Disnakkan Bondowoso Gelar Pengobatan Massal Ternak, Dorong Desa Bajuran Jadi Motor “Lumbung Ternak”
- account_circle Aurel
- calendar_month Sen, 10 Nov 2025
- visibility 8
- comment 0 komentar

Pemerintah Kabupaten Bondowoso melalui Dinas Peternakan dan Perikanan menggelar kegiatan pengobatan massal ternak
Bondowoso, Aspirasi.co.id – Pemerintah Kabupaten Bondowoso melalui Dinas Peternakan dan Perikanan menggelar kegiatan pengobatan massal ternak secara gratis di Desa Bajuran, Kecamatan Cerme.
Kegiatan ini sekaligus menjadi langkah awal memperkuat posisi Bondowoso sebagai salah satu daerah dengan populasi sapi terbesar di Jawa Timur, (10/11).
Bupati Bondowoso, Abdul Hamid Wahid, dalam sambutannya menegaskan bahwa sektor peternakan memiliki peran strategis dalam mendukung kesejahteraan masyarakat.
Pasalnya, kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Bondowoso mencapai 29,35%, dan subsektor peternakan menyumbang hampir 5% (4,94%).
Data tersebut menunjukkan bahwa peternakan adalah kekuatan ekonomi yang nyata di Bondowoso.
“Bondowoso memiliki sekitar 145.000 ekor sapi, menjadikan daerah ini masuk 10 besar populasi sapi terbanyak di Jawa Timur. Di Cerme saja menyumbang sekitar 10% populasi ternak, dan di Bajuran terdapat 12.200 ekor. Ini potensi besar yang harus kita kelola dengan serius,” ujar Bupati.
Bupati menyampaikan apresiasi atas langkah Disnakkan yang memilih Bajuran dan Cerme sebagai titik awal penguatan peternakan. Menurutnya, kedua wilayah ini memiliki potensi, budaya beternak, dan semangat kolektif yang kuat untuk menjadi penggerak ekonomi daerah.
Selain pengobatan ternak, Bupati juga menyoroti pentingnya pendidikan dan keterampilan beternak yang benar, termasuk pemahaman penyakit seperti PMK, agar tidak terjadi salah penanganan yang justru merugikan peternak.
“Kita ingin peternak well-informed, paham bagaimana merawat ternak, memahami penyakit, dan membangun jejaring pasar. Tradisi, pengetahuan, dan keterampilan ini harus kita hidupkan,” ujarnya.
Bupati juga menyinggung potensi hilirisasi produk ternak, termasuk pengembangan kuliner berbasis kambing muda seperti yang berkembang di Tegal dan Brebes, hingga produk olahan beku seperti sate dan gulai frozen. Menurutnya, Bondowoso memiliki peluang besar untuk menciptakan “menu khas” yang dapat menjadi daya tarik ekonomi baru.
Lebih jauh, Bupati mendorong desa, BUMDes, hingga koperasi lokal untuk ikut terlibat dalam penguatan ekosistem peternakan, sehingga tidak hanya bergantung pada APBD.
“Kalau Cerme dan Bajuran bisa menjadi motor, maka Bondowoso berpotensi menjadi Kabupaten Lumbung Ternak. Ini bukan sekadar wacana, tetapi embrio yang sedang tumbuh. Mari kita rawat, sinergikan, dan kembangkan bersama,” pungkasnya.
- Penulis: Aurel

Saat ini belum ada komentar